Foto: Tantingan pernikahan GKR Hayu. ©2013 Tentang Sumedang
Reporter: Dudi Anggoro
Tentang Sumedang - Dikeluarkan Sabda Raja oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X banyak ditafsirkan sebagai keinginan Sultan. Namun hal tersebut dibantah oleh Sultan ketika memberikan penjelasan isi Sabda Raja di Dalem Wironegaran, Jumat (8/5).
Dalam penjelasannya Sultan mengatakan bahwa Sabda Raja tersebut merupakan perintah dari Allah yang diberikan padanya.
"Ini perintah dari Allah lewat leluhur saya, bukan mau saya sendiri," tegasnya.
Dia juga menjelaskan perubahan gelar yang disandangnya kenapa berubah menjadi Ngarso dalem sampean dalem ingkang sinuhun sri sultan hamengku Bawono ingkang jumeneng kasepuluh surya ning mataram senopati ing alogo langenging bawono langgeng langgeng ing toto panotogomo.
"Ada apa? Kenapa menjadi Bawono? Buwono itu jagad alit (kecil), Bawono itu jagad besar, ibaratnya Buwono itu nasional, Bawono itu internasional, artinya menjadi lebih luas cakupannya," ujarnya.
Sementara itu terkait dengan sedasa diubah menjadi kasepuluh karena untuk memberikan urutan yang jelas yang menandakan kesepuluh, bukan sepuluh.
"Contoh kapisan (pertama), kapindo (kedua), katigo (ketiga) dan seterusnya sampai kasepuluh. Bukan kaping Sepuluh, yang berarti penambahan bukan urutan," urainya.