Foto: Pemberontak Libya. ©2014 Tentang Sumedang
Reporter: Rendy Saputra
Tentang Sumedang - Milisi Islam Rebut Markas Utama Pasukan Khusus Libya | Kelompok milisi Islam berhasil mengusai markas utama pasukan khusus Libya di Kota Benghazi, setelah beberapa hari pertempuran, sementara kebakaran besar melanda satu depot bahan bakar minyak dekat bandara di Ibu Kota Tripoli.
Sebuah aliansi milisi Islam dan kelompok garis keras mengumumkan jatuhnya pangkalan militer utama di kota bagian timur Libya itu dalam sebuah pernyataan yang dikonfirmasikan seorang pejabat militer, seperti dilansir stasiun televisi Channel NewsAsia, Rabu (30/7).
Dia mengatakan kelompok jihad Ansar al-Sharia, yang masuk daftar hitam sebagai sebuah organisasi teroris oleh Washington, termasuk di antara kelompok-kelompok itu.
Pertempuran hebat di Benghazi pada pekan lalu menewaskan sekitar 60 orang sejak Sabtu, kata para pejabat medis di kota itu.
"Pasukan khusus yang berada di bawah komando Kolonel Wanis Abu Khamada mundur setelah beberapa serangan," kata pejabat militer itu, setelah kekalahan terbesar angkatan bersenjata dalam perangnya melawan pasukan milisi yang kuat di negara itu.
Pasukan khusus itu adalah salah satu dari unit-unit angkatan bersenjata reguler Libya yang mendukung jenderal pembangkang Libya, Khalifa Haftar, tetapi tidak berada di bawah komandonya.
Haftar memulai serangannya terhadap kelompok-kelompok garis keras Islam di Benghazi dengan nama "Operasi Martabat" pada pertengahan Mei lalu.
Di akun Facebook milik mereka, Ansar al-Sharia menyiarkan foto-foto belasan senjata dan peti-peti peluru yang mereka klaim telah disita.
Sementara itu mantan wakil perdana menteri Libya dan anggota parlemen yang baru dilantik Mustapha Abu Shagur dibebaskan oleh para penculik, beberapa jam setelah mereka menangkap dia dari rumahnya di Tripoli, kata keluarganya.
Penculikan itu menandakan kekagalan pihak berwenang untuk mengekang belasan kelompok milisi yang muncul dalam pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan orang kuat Muammar Qaddafi.
"Doktor Abu Sugur telah dibebaskan. Dia lelah tetapi kesehatannya baik," jelas keponakan laki-lakinya, Isam al-Naas, kepada AFP. "Dia tidak diperlakukan dengan buruk oleh para penculiknya."
Shagur tidak akan berbicara tentang perlakuan terhadapnya atau identitas para penculiknya.
Saat kekacauan meningkat dan situasi tidak menentu, Prancis, Portugal, Belanda, Kanada dan Bulgaria menjadi negara-negara terakhir memunglangkan warga mereka atau menutup kedutaan-kedutaan mereka di Tripoli.
Kebakaran di depot bahan bakar minyak dekat bandara internasional Tripoli terjadi pada Ahad ketika sebuah roket yang ditembakkan dalam bentrokan senjata antara milisi-milisi yang bermusuhan yang bertempur untuk menguasai bandara internasional Tripoli menghantam satu tangki berisikan lebih dari enam juta liter minyak.
Kebakaran itu kemudian meluas ke tangki tangki minyak lainnya yang terletak dekat itu.
Libya mengimbau bantuan internasional, tetapi bekas penjajah negara itu, Italia dan Yunani, mengatakan keterlibatan merekan hanya akan meningkatkan pertempuran.