Foto: BBM. Tentang Sumedang
Reporter: Karolina Puspitasari
Tentang Sumedang - Kenapa Hanya SPBU di Jakarta Pusat Tak Jual Solar Subsidi? | Sudah 3 hari terakhir, terhitung sejak 1 Agustus 2014, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta Pusat tidak menjual solar bersubsidi. Kebijakan tersebut, tertuang dalam surat edaran Kepala BPH Migas No. 937/07/KaBPH/2014 tanggal 24 Juli 2014.
Sejumlah pihak mengeluhkan kebijakan ini. Bahkan, pengamat menilai penerapan kebijakan ini sia-sia belaka dan tidak berdampak besar pada penghematan konsumsi BBM bersubsidi. Sebab, pengguna kendaraan masih bisa mengisi Solar bersubsidi di luar wilayah Jakarta Pusat.
Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memberi penjelasan mengapa hanya SPBU di Jakarta Pusat yang tidak menjual Solar bersubsidi. Komite BPH Migas Ibrahim Hasyim mengakui, Jakarta Pusat salah satu daerah yang dibidik untuk pencabutan subsidi.
"Ternyata Jakarta Pusat volume konsumsi Solar tidak banyak. Setelah diteliti, angkutan umum, bus tidak bisa masuk ke situ karena dilarang. Jakarta Pusat didominasi kendaraan pribadi. Jadi buat apa disiapkan kalau nanti diambil orang (yang tidak berhak dapat subsidi)," tegas Ibrahim kepada merdeka.com di Jakarta, Minggu (3/8).
Pertimbangan lain, jumlah SPBU di Jakarta Pusat tidak terlalu banyak dibanding wilayah Jakarta lainnya. Jarak antar SPBU pun tidak terlalu jauh satu dengan yang lain. "Di Jakarta Pusat ada 26 unit SPBU. Jadi kita siapkan solar dex yang memang khusus untuk kendaraan pribadi, memang harganya lebih mahal," ucapnya.
Dia mengaku, Solar bersubsidi tidak bisa sepenuhnya dihilangkan dari ibu kota. Karena itu pihaknya masih memberikan kuota solar bersubsidi untuk Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Dengan demikian, konsumen atau masyarakat masih bisa mengkonsumsi Solar bersubsidi.
Ibrahim mengklaim, cara ini adalah satu dari sekian langkah BPH Migas untuk memastikan kecukupan pasokan atau kuota BBM bersubsidi hingga akhir tahun. Sebab, jika tidak dilakukan pembatasan dan penghematan konsumsi, maka hampir dipastikan kuota BBM bersubsidi bakal jebol alias di atas 46 juta kilo liter seperti yang ditetapkan dalam APBN-P 2014.