Foto: Macet Cikampek. ©2012 Tentang Sumedang
Reporter: Cindy Kusumawardhani
Tentang Sumedang - Panen Untung Penjaja Makanan Pantura di Tengah Derita Pemudik | Arus mudik dan balik pada Lebaran 2014 ini di sepanjang Jalur Pantura bisa dibilang paling menderita. Kemacetan parah mengular dari dan ke Jakarta. Titik-titik rawan macet masih terjadi bak penyakit kronis tahunan.
Selain buruknya infrastruktur; jalan berlubang, pasar tumpah dan penyempitan jalan, tahun ini kemacetan kian parah gara-gara rusaknya Jembatan Comal yang menghubungkan akses utama Jalan Pantura di Pemalang, Jawa Tengah.
Pada arus mudik H-2 dan H-1 lalu, merdeka.com menghitung jarak tempuh Jakarta-Surabaya nyaris dua hari. Kemacetan tetap terjadi di Pintu Tol Cikampek dan Tol Cikarang. Misalnya keluar tol Cikarang, kemudian menyusuri jalur utama Kota Karawang-Subang-Indramayu-Cirebon, setidaknya butuh waktu 24 jam lebih.
Begitu juga saat arus balik. Karena penutupan Jembatan Comal, maka arus balik kendaraan dari Jawa Timur lewat pantura dialihkan lewat Semarang ke Purwokerto-Bumiayu-Tegal dan Cirebon. Jarak tempuh akses itu mencapai 24 jam lebih. Kemudian waktu tempuh sama juga terjadi sejak Tol Kanci Cirebon sampai masuk Tol Cikampek dan Cikarang.
Padahal, pada hari biasa jarak tempuh Jakarta-Surabaya melalui Jalur Pantura kurang lebih 19 jam-an. "Wah Lebaran tahun ini paling joss (kemacetannya)," kata Wardi, pekerja asal Surabaya yang sudah 6 tahun ini tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Namun demikian, di balik penderitaan para pengguna jalan pada saat arus mudik dan balik di pantura, ada orang-orang yang diuntungkan. Misalnya penjaja makanan di sepanjang Jalur Pantura, terutama pemilik rumah-rumah makan.
"Dodolan penganan panen iki (jualan makanan ini panen). Sego sak piring regone Rp 25 ribu, biasane Rp 15 ribu. Minuman botol ga jelas mereke regone Rp 5 ribu, biasae Rp 3 ribu. Kopi sak gelas biasane Rp 1,5 ribu, didol Rp 5 ribu. Ayem tenan," kata Wardi.