Foto: Khofifah Indar Parawansa. ©2015 Tentang Sumedang
Reporter: Deddy Santosa
Tentang Sumedang - Generasi muda berperan penting melawan radikalisme seperti gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang muncul di Indonesia. Sebab jika dibiarkan, radikalisme akan mengoyak keutuhan kehidupan berbangsa dan negara.
"Paham radikalisme yang sekarang sedang top itu adalah ISIS. ISIS ini hanya salah satu paham saja, sebelumnya ada paham-paham lain yang berkembang," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya, usai bertemu ratusan pelajar Madrasah Aliyah Negeri 12, Kosambi Cengkareng, Jakarta Barat, seperti dikutip Antara, Jumat (25/4).
Dia mengemukakan, paham-paham ini masuk ke Indonesia karena beberapa faktor, di antaranya minimnya pengetahuan masyarakat sehingga ketika paham radikalisme tersebut datang, mereka menelannya mentah-mentah.
"Pembawa paham ini sengaja memilih orang-orang yang yang minim pengetahuan karena mudah dimasuki karena pengetahuan yang minim," jelasnya.
Selain itu, ia menilai, yang mendorong radikalisme masuk dan berkembang karena memiliki keimanan yang lemah sehingga akan mudah dan cepat sekali dimasuki paham-paham baru.
"Himpitan ekonomi juga jadi penyebabnya. Ketika ada sekelompok masyarakat itu susah, kerjaan tidak jelas, tiba-tiba ada orang yang menawarkan sesuatu, yang padahal orang itu tahu salah. Tapi, karena faktor ekonomi, maka mereka masa bodoh, yang penting uang," katanya.
Dia mengatakan, "Inilah yang terjadi di ISIS, di ISIS itu di gaji. Siapa orang yang gak mau digaji ketika himpitan ekonomi mendera mereka?"
Soal himpitan ekonomi ini, ia mengemukakan, keimanan yang lemah dan pengetahuan yang minim harus menjadi tanggung jawab negara.
"Soal himpitan ekonomi negara harus menyediakan lapangan pekerjaan, sehingga persoalan himpitan ekonomi tidak lagi menjadi alasan bagi seseorang untuk menganut paham radikalisme dan mau melakukan apa saja demi," ujarnya.
Politikus Golkar ini mengingatkan kembali bahwa tugas generasi muda adalah memperkuat iman, memperbanyak ilmu pengetahuan, di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
"Masuklah organisasi yang bisa mencerdaskan dan memperluas jaringan kita. Jangan masuk organisasi yang gak jelas, karena banyak sekali organisasi-organisasi tanpa nama, tapi uangnya banyak," ujar Tantowi.