Foto: Maruarar Sirait. ©2014 Tentang Sumedang
Reporter: Rendy Saputra
Tentang Sumedang - Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait dan Effendi Simbolon terpental dari kepengurusan DPP periode 2015-2020. Padahal, di kepengurusan sebelumnya mereka menjabat sebagai posisi strategis di partai banteng.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai itu sebagai sesuatu yang wajar dalam dinamika partai politik. Dirinya menganggap partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri ini sedang mengalami massa regenerasi.
"Wajar saja ada regenerasi di PDIP, sehingga tidak lagi orang lama yang selalu dipertahankan. Menurut saya ini proses perjalanan PDIP untuk ke depannya," ujar Emrus saat dihubungi, Sabtu (11/4).
Menurutnya, regenerasi di tubuh PDIP juga membuat tokoh senior Pramono Anung tak memperoleh tempat. Namun, dia beranggapan Maruarar Sirait dan Pramono Anung dipersiapkan menjadi menteri ke depan.
"Karena banyak menteri-menteri sekarang banyak yang tidak produktif. Tidak baik dan tidak jalan menteri-menteri sekarang, kalau udah masalah ini yang salah bukan Pak Jokowi, tapi mereka karena kurang koordinatif," ujarnya.
Lanjut dia, kedua orang itu cepat atau lambat bakal masuk ke dalam kabinet Jokowi. Mereka diharapkan dapat menggantikan menteri yang kapasitas dan kinerjanya dinilai buruk.
"Secara pribadi menurut saya, Ara dan Pram memiliki potensi untuk dipersiapkan menjadi menteri yang akan datang, karena mereka luar biasa dalam rangka kompetensinya. Seseorang itu punya konsep suatu pemikiran yg luas apabila dia mampu mengatasi masalah atau memberikan masukan terhadap masalah yang ada, dan menurut saya Ara dan Pram luar biasa dalam hal itu. Jadi masuk kembalinya mereka dalam DPP PDIP itu hal yang baik, mungkin mereka nantinya juga bisa menjadi kabinet Jokowi yang akan datang," ucapnya.
Dia juga menilai masa depan Effendi Simbolon tak bakal secemerlang kedua koleganya. Persoalannya, Effendi Simbolon adalah pribadi yang sulit diatur.
"Saya tidak terlalu paham dengan Effendi, dirinya tipikal krasak-krusuk, tidak teratur dan tidak sistematis. Beda dengan Ara yang pemikirannya tajam dan terstruktur," tutupnya.