Foto: Pembunuh Deudeuh Tata ditangkap. ©2015 Tentang Sumedang
Reporter: Rendy Saputra
Tentang Sumedang - Universitas Gadjah Mada menyatakan tidak lagi menggunakan patokan nilai Ujian Nasional sebagai penentu hasil Saringan Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Mereka mengatakan penilaian digunakan saat ini adalah prestasi akademik dimuat dalam rapor serta telah diunggah di PDSS (pangkalan data sekolah dan siswa), capaian akademik lain, ranking siswa, serta rekam jejak sekolah.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D., menyatakan hal itu saat menanggapi surat elektronik dari salah satu warga Yogyakarta diterima UGM pada 13 April lalu, terkait kebocoran soal ujian nasional. Di media juga beredar informasi salah satu siswa SMAN 3 Yogyakarta, Muhammad Tsaqif Wismadi, mengaku telah mengirimkan surat elektronik serupa.
"Pimpinan UGM sebelumnya telah menyepakati bahwa UN bukan menjadi penentu hasil SNMPTN di UGM karena UN sedang berlangsung. Sementara tahap analisis akhir untuk penetapan hasil final SNMPTN harus siap minggu depan," kata Iwan, dalam keterangan pers diterima merdeka.com, Rabu (15/4).
Iwan menambahkan, beberapa kriteria penilaian digunakan buat menyeleksi calon mahasiswa adalah hasil nilai rapor, ranking siswa di sekolah, prestasi non-akademik siswa, prestasi alumni sekolah selama kuliah di UGM, rasio pendaftar dan yang diterima tahun lalu melalui jalur ujian tulis. Komponen penilaian baru digunakan tahun ini adalah ranking siswa.
"Formula penilaian telah disimulasikan dengan data siswa di PDSS, hasilnya valid dan konsisten," tambah Iwan.
Dalam kesempatan itu, Iwan memuji langkah Muhammad Tsaqif dan siswa SMA di Indonesia telah menjunjung tinggi sportifitas dan kejujuran dalam mengerjakan UN. "Generasi muda yang jujur seperti inilah yang diperlukan bagi masa depan Indonesia yang lebih baik," tandas Iwan.