Foto: Deudeuh Alfisahrin. ©2015 Tentang Sumedang
Reporter: Dudi Anggoro
Tentang Sumedang - Kabar tewasnya Deudeuh Alfisahrini alias Empi, di indekosnya Jl Tebet Utara, Tebet Timur, Jakarta Selatan, mengagetkan keluarga dan orang-orang yang mengenalnya. Sebelum hidup mandiri dengan menjadi wanita malam, Empi sempat tinggal bersama abang kandungnya, Iqbal, di Depok.
Ditemui di kediaman Iqbal, sang istri Nurhasanah, mengakui Empi adalah adik iparnya dan pernah tinggal satu atap. Selama tinggal bersama pula, Nur mengaku bingung melihat komunikasi kakak beradik itu.
"Keluarganya menurut saya kacau balau. Pada abang kandungnya sendiri dia tertutup, tidak pernah terbuka hanya omong yang sekiranya saja. Saya enggak kenal sama mertua atau keluarga dari suami, cuma kenal sama bibi nya yang urus Empi waktu kecil," kata Nurhasanah, kakak ipar Empi saat ditemui rumahnya di Depok, (13/4).
Empi memiliki dua kakak kandung. Pertama Iqbal, kedua Zihad. Empi tinggal bersama Iqbal selama setahun. Sebelumnya, dia menyelesaikan bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Purworejo.
Selama tinggal bersama, Empi juga selalu menjawab sekadarnya bila ditanya. Empi malah terkesan cuek.
"Abang nya kerja pagi, pulang malam. Kalau ketemu dia, jawabnya sekiranya saja, pelit omong, cuek," jelas Nurhasanah.
Setelah setahun serumah, Empi kemudian menikah dengan Sony (mantan suaminya). Setelah menikah, hanya sesekali Empi mendatangi rumah abangnya.
"Pulang ke sini tuh paling Lebaran Fitri, Idul Adha baru pulang. Pulang juga tidak nentu semaunya dia kalau pulang ke rumah. Paling semaleman nginep," paparnya.
Empi juga tak pernah membantu saat tinggal rumahnya. Kerjaan Empi hanya keluar rumah dan bermain.
"Siang hari dia suka main, kalau di tanya ke mana, jawabnya main aja. Orangnya super cuek. Kalau nggak pulang, besok ditanya cuma bilang nginep di rumah teman. Tinggal sama saya saja dia begitu, saya sudah ke mana-mana, ke pasar udah ngapain-ngapain dia masih aja tidur," tutupnya.