Foto: Lee Kuan Yeuw. ©REUTERS
Reporter: Hasan Setyabudi
Tentang Sumedang - Mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew meninggal dunia di usianya yang ke-91 tahun. Lee adalah Perdana Menteri pertama Singapura. Lee juga dikenal memiliki hubungan yang baik dengan mantan Presiden Soeharto.
Namun, sebelum hubungan baik tercipta, keduanya sempat mengalami persoalan yang cukup pelik. Adalah kasus Sersan Usman dan Kopral Harun yang menjadi penyebabnya.
Di era konfrontasi Dwikora pada pemerintahan Presiden Soekarno, dua anggota satuan elite KKO itu ditugaskan untuk mengebom pusat keramaian di Jl Orchard, Singapura.
Mereka berhasil menyusup ke Mac Donald House dan meledakkan bom waktu di pusat perkantoran yang digunakan Hongkong and Shanghai Bank itu. Ledakan dahsyat itu menghancurkan gedung tersebut dan gedung-gedung sekitarnya.
Tiga orang tewas sementara 33 orang terluka parah. Beberapa mobil di Jl Orchard hancur berantakan. Peristiwa itu terjadi 10 Maret 1965.
Alhasil keduanya dijatuhkan hukuman mati dengan cara digantung oleh otoritas Singapura. Meski politik luar negeri Indonesia di era Presiden Soeharto lebih lunak ketimbang di zaman Soekarno, nyatanya hukuman mati terhadap Usman dan Harun tetap dilaksanakan oleh Singapura. Padahal, saat itu Presiden Soeharto menginginkan keduanya tak dihukum mati.
"Bagaimanapun kita tetap harus berusaha keras agar Usman dan Harun tidak digantung," kata Pak Harto seperti diceritakan utusan khusus pemerintah RI saat itu, Letkol Abdul Rachman Ramly, dalam buku PAK HARTO THE UNTOLD STORIES penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Meski sejumlah upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, Singapura tetap mengeksekusi Usman dan Harun. Alhasil, hubungan politik luar negeri kedua negara mengalami ketegangan.
Menjelang hukuman mati dilaksanakan, seluruh staf kedutaan Indonesia di Singapura dipulangkan, kecuali atase pertahanan dan beberapa staf lainnya. Tak cuma itu, kapal-kapal Indonesia pun pulang membawa warga negara Indonesia.
"Di lapangan terbang Halim Perdanakusuma, masyarakat menyemut menyambut jenazah Harun dan Usman. Suasana politik memanas, mahasiswa juga siap menduduki kantor perwakilan Singapura di Jakarta," cerita Letkol Abdul.
Walau kondisi politik panas, Presiden Soeharto tetap berpikir jernih dan tidak mengambil langkah-langkah provokatif. Meski demikian, Pak Harto tetap membuktikan perhatiannya kepada jasa Usman dan Harun.
Hal ini salah satunya dibuktikan saat kedatangan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew ke Jakarta. Pak Harto mengizinkan Lee untuk datang ke Indonesia, dengan syarat mau meletakkan karangan bunga di makam Usman dan Harun di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Meski bagi Singapura Usman dan Harun dinilai sebagai penjahat karena melakukan pengeboman yang merengut nyawa warga mereka, Lee menyanggupi syarat dari Pak Harto. Lee bersedia menghormati dan meletakkan karangan bunga di makam keduanya saat datang ke Jakarta.
"Syarat itu sungguh tidak lazim, namun entah dengan pertimbangan apa, PM Lee setuju meletakkan karangan bunga di makam Usman dan Harun. Baru setelah itu hubungan Jakarta-Singapura membaik," kata Letkol Abdul.
Kini kedua tokoh tersebut tiada. Pak Harto telah lebih dulu dipanggil Illahi, dan Lee tadi malam dipanggil penciptanya pada usia ke-91.