Foto: Diskusi Energi Kita. ©2015 Tentang Sumedang/Merdeka.com
Reporter: Heriyadi Septiyanto
Tentang Sumedang - Tarif listrik sepanjang tiga bulan pertama tahun ini seharusnya menurun. Sebab, inflasi dan harga minyak mentah Indonesia atau ICP rendah. Hanya kurs rupiah sedikit melonjak belakangan ini.
"Nilai tukar rupiah pun tidak setinggi saat ini. Pelanggan kelompok industri dan rumah tangga R2 sudah mengalami penurunan. Ini efek adanya adjustment dari tiga komponen tadi," ujar Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa saat diskusi mingguan dihelat merdeka.com, Radio Republik Indonesia, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan Institut Komunikasi Nasional (IKN) bertajuk "Energi Kita: Di balik kenaikan tarif listrik", Jakarta, Minggu (15/3).
Sebaliknya, menurut Fabby, tarif listrik selepas kuartal pertama 2015 berpotensi naik. Indikasinya, ICP dan inflasi mulai menaik menyusul nilai tukar rupiah.
"Kalau kami lihat Maret harga minyak naik, nilai tukar naik dan inflasi naik juga. Kemungkinan April bisa naik juga tarif listriknya," kata dia.
Atas dasar itu, dia meminta pemerintah lebih transparan setiap mengubah tarif listrik. Sebab, masyarakat banyak belum tahu bahwa tarif listrik saat ini bisa berfluktuasi.
"Kalau ada penyesuaian angkanya bisa dilihat dan diumumkan. Kementerian ESDM itu harus umumkan kenaikan walaupun di situs PLN sudah ada. Kan masyarakat tidak bisa akses juga," pungkas dia.